" Kenapa Kalian Masuk HI?" Expectation VS Reality
Agustus 26, 2016Hi guys, kali ini gue kembali bikin postingan di blog setelah sekian lama, rasanya jemari ini mulai kehilangan kelihaiannya dalam menekan tombol - tombol pada keyboard hahahaha dan pikiran mulai dihinggapi rasa tak karuan dalam mengolah kata - kata, mungkin ini dipengaruhi oleh si S.IP yang tak kunjung datang menjamah.
Ah sudahlah, anw kali ini gue mau post tentang kisah gue tertarik masuk HI dan gimana ekspektasi gue terhadap HI serta kenyataan yang gue alamin setelah masuk HI (Hubungan Internasional) a.k.a IR (Internasional Relations). Dalam postingan kali ini gue juga mau ngimbau kalian buat "engga masuk" HI kalo kalian semua engga siap dengan apa aja yang mungkin terjadi di depan sana. Tapi sebelumnya please noted that postingan ini adalah murni pandangan gue berdasarkan pengalaman yang emang terjadi dalam hidup gue selama 4 tahun jadi anak HI, dan mungkin ada beberapa dari kalian yang nanti bakal mikir gue terlalu subyektif (mungkin aja hehehe) karena sedikit tidak gue nulis ini dipengaruhi oleh kenyataan bahwa skripsi gue ga kelar - kelar, sehingga kesanya gue jadi nge-judge banget (yang sebenernya ga gitu juga sih hahahah).
Jadi sekali lagi semua yang gue tulis disini murni berdasarkan pengalaman gue yang mungkin beda dan ga di alamin sama anak HI lain dan tujuan gue nulis ini supaya adik -adik atau siapapun yang mau masuk HI atau mau tau lebih jauh tentang HI nanti bisa lebih prepare dari jauh - jauh hari dan setidaknya udah tau dikit dan ada bayangan tentang kehidupan kemahasiswaan HI sebelum masuk jadi anak HI supaya ga kagok atau ngalamin culture shock nantinya. Untuk di Part I gue akan lebih banyak cerita tentang kehidupan gue di awal mula gue berhubungan dan tertarik sama HI ya.
![]() |
mudah-mudahan gambar ini sedikit tidaknya bisa menggambarkan kehidupan anak HI |
Dan kisahpun dimulai, ketertarikan gue sama HI (secara ga langsung dan waktu itu gue belom sadar) ternyata telah berlangsung cukup lama dan berkelanjutan (pembangunan kali berkelanjutan hahahaha) berawal dari waktu gue kelas 1 SD di tahun 2000-an (kalo ga salah) waktu itu gue inget banget di rumah gue punya peta dunia yang besar banget lengkap dengan bendera negara - negara dunia yang merdeka dan berdaulat saat itu. Tiap hari bareng temen - temen sepermainan gue main pancasila- pancasila-an tentang negara - negara dunia (permainan jaman SD yang dilakukan dengan mempertanyakan " Pancasila ada berapa?" padahal jelas - jelas pancasila ada lima, sambil menggerakan tangan dan mengeluarkan jumlah jari yang diinginkan, kemudian dihitung dengan huruf bukan angka huruf apa yang muncul menjadi inisial nama negara yang harus dicari) kita main itu hampir setiap hari jadi tiap malem gue selalu belajar dulu sama peta usang yang tertempel di tembok punuh lubang dan kenangan (dramatis kan? hahahaha) gue liatin semua negara - negara sama benderanya berjam - jam, waktu itu adalah jaman di mana gue masih menganggap Eropa itu adalah negara dan kutub selatan adalah ujung dunia sekaligus jaman di mana gue tertarik sama negara - negara dunia.
Di kelas tiga SD gue minta dibeliin RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) sama atlas sambil nangis - nangis (tapi orang tua gue emang ga pernah masalahin mau beliin gue sesuatu kalo itu berhubungan sama pendidikan gue-nya aja yang lebay sambil nangis-nangis bombay sambil bilang temen - temen gue pada punya yang begitu padahal engga. Duh emang dasarnya bocah, mungkin hal - hal kayak gini ga cuman gue yang alamin, kalian semua pasti pernah kan? hayooo.. ngaku) dengan tambahan RPAL (Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap) karena temen- temen gue pada beli itu, tapi gue lebih sering pelajarin Atlas sama RPUL aja karena di dalemnya ada pelajaran tentang negara, ibu kota negara,nama gunung,sungai,danau, pahlawan lengkap deh pengetahuan umumnya, gue suka banget sampe sekarang pun gue masih simpen rapih RPUL dan Atlas gue jaman SD walaupun udah ga berlaku lagi karena udah tahun jadul dan banyak sekali ada perkembangan baru yang ga tercatat di dalamnya.
Di kelas 5 SD di pelajaran IPS terpadu gue mulai belajar negara - negara dunia beserta ibukotanya. Itu adalah hari - hari dimana gue semangat banget buat sekolah, gue selalu menantikan saat - saat berangkat sekolah dengan menghapal beberapa Negara beserta Ibu Kotanya, engga banyak mungkin tiap hari 5 negara. Sampai akhirnya tiap ulangan IPS khusus di bab negara dan ibukota sama peta buta (gegara mantengin atlas mulu kali yak?) gue selalu dapat hasil yang bagus hahahah engga GR tapi apadaya itulah kenyataanya sampe - sampe gue nembus rangking 2 waktu SD, menurut analisis gue itu terjadi karena nilai IPS gue bukan yang lainnya karena di mata pelajaran lain gue lemah banget terutama matematika (momok kebanyakan anak hahahahha).Gue makin suka sama pelajaran negara - negara luar karena kakak gue juga kebetulan kerja di luar, jadi gue sering denger cerita negeri asing dari dia dan juga gue suka iri kalo liat foto - foto dia (walopun di sana dia ga kerja sebagai diplomat atau staff di KBRI atau di MNC, INGO) tapi gue bangga sama dia dan muncul juga keinginan dalam diri gue buat kerja di luar negeri.
Waktu SMP adalah masa - masa terpuruk dalam hidup gue, karena waktu itu selain gue mengalami yang namanya patah hati berkali - kali dan bertubi - tubi gue juga merasa ga srek sama suasana SMP yang seharusnya berbunga - bunga dan penuh cinta monyet. Jujur waktu itu gue masuk kelas unggulan setelah ikut test dan gue akui orang - orang di dalamnya adalah orang - orang yang keren dan hebat dan saat itulah gue merasakan suasana kompetisi secara real untuk pertama kalinya. Dan entah kenapa mungkin karena gue salah jalan juga gue jadi engga bersemangat dalam pelajaran, gue selalu datang telat karena ga ada gairah sekolah gue selalu depresi tiap berangkat sekolah kalo ada mata pelajaran matematika, hampir ga ada pelajaran yang gue suka waktu SMP kecuali geografi dan sejarah. hari - hari SMP pun berakhir tanpa kesan yang mendalam. (yang bikin berkesan hanya kakak kelas tampan dan manis yang suka berlalu lalang di depan kelas, hingga ngebuat gue ga konsen ngikutin pelajaran.. #apasih ga jelas)
Waktu awal SMA kelas 10 gue masih membawa semangat yang sama saat SMP yaitu 'tanpa semangat' ini mungkin dipengaruhi juga sama ga diterimanya gue di SMA impian gue. Saat itu gue masih belum bisa ngebayangin gue entar mau jadi apa, sementara temen - temen lain udah datang dengan membawa visi -misi besar dan seolah - olah sudah ada cap di jidat mereka entar mereka mau jadi apa. Gue cuman ngejalanin hari - hari gue seperti biasa sekolah - pulang - les dan seterusnya. Gue sering tidur di kelas dan ga merhatiin pelajaran (terutama matematika, kimia, fisika masih boleh lah ya. gue ga ngerti gue ada masalah apa sama si matematika dari dulu suka ga akur) gue lebih sering baca novel trus gue ceritain ke temen- temen gue hahahah, kasian mereka jadi korban cerita gue yang ga selesai - selesai. Banyak dari mereka yang bilang gue aneh, kalo inget kata - kata mereka saat itu gue suka senyum - senyum sendiri karena mereka yang mikir gitu sekarang jadi temen baik gue. Temen - temen ini yang akhirnya memunculkan semangat dalam hidup gue menjalani sekolah. Saat itu gue sekali lagi demen banget sama pelajaran geografi, dan ada guru geografi gue yang walaupun banyak haters-nya karena cara ngajarnya yang agak ga biasa dan ke-killeran-nya yang juga ga biasa, tapi beliau mampu sedikit tidaknya ngebuat gue menaruh kesan ke dia, karena untuk pertama kalinya lah saat itu dia bercerita tentang HI di depan kelas dan untuk pertama kalinya-lah gue mendengar tentang HI.
Dan gue langsung tertarik sama HI, sebenernya saat itu gue juga sedang jatuh cinta. gue jatuh cinta sama seorang menteri di Kabinet Indonesia Besatu Jilid I, gue jatuh cinta sama Pak Menlu Marty Natalegawa karena rupa dan kewibawaan beliau hehehehe jatuh cinta atau lebih tepatnya kagum. karena kekaguman itu pula kemudian muncul dalam benak gue buat bekerja di bidang yang serupa dengan beliau mengurusi hubungan luar negeri. Cuman saat itu gue belom ada pikiran hal itu bisa terjadi melalui HI, waktu itu gue belom kenalan sama HI. sampe akhirnya ya guru geografi gue itu yang cerita tentang HI dan gue tertarik sampe akhirnya gue mendeklarasikan cita - cita gue di depan 4 orang temen terbaik gue, kalo gue mau masuk HI, kalo gue mau jadi diplomat. Gue bisa ngeliat muka -muka penuh rasa bangga dengan mata berbinar di temen - temen gue mungkin pikir mereka gue udah mulai normal hahahah. Saat itu kita mulai menggambar wajah diri kita dalam selembar kertas putih yang suci lengkap dengan cita - cita dan penuh warna, dengan sedikit terharu gue ngeliat lagi potret diri gue dalam gambar itu lengkap dengan tas dan attire ala diplomat dengan pin bendera Indonesia, seolah - olah gue bilang I'm the Ambassador End Triana Gayatri of Indonesia.
![]() |
Ini dia gambar cita - cita gue bareng temen - temen dulu |
0 komentar